Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah saya, bukan anda atau dia.

Kamis, 04 Desember 2008

Kota Impian

ceritaku tentang sahabat yant paling ku sayangi. kami sering telpon, sms, ym-an tau semuanya di dunia maya. aku hanya kenal kakaknya, tapi aku dan dia tak pernah ketemu. aku dengan kakaknya sering berjumpa dulu dan ya..... berbagi ide. lalu aku di kenalkan dengan adiknya yang sekarang menjadi teman di dunia mayaku. aku selalu berdoa ketika sholat, agar Allah SWTmempertemukanku suatu saat nanti. dan aku yakin akan hal itu. semula aku ingin satu sekolahan dengan dia ketika SMA. tapi aku di terima di sekolah yang lebih jauh dan favorit. aku telah mendustai janji kami. lantas, hubungan kami terputus. aku tak bawa hp karena di asrama dan nomorku ganti. aku tak punya harapan lagi untuk bertemu dengannya. Dari kejadian itu, aku dan dia menjadikan kota tempat sekolahnya sebagai kota impian kita berdua. dan suatu saat kita akan berjumpa disana. tapi itu tak pernah terwujud. Akhirnya aku menyerah danaku sadar Tuhan tidak akan memberi ini. tapi........ doa itu terwujud ketika aku hendak bertunangan dengan seorang lelaki yang sangat ku cintai.ini adalah


Kota Impian

hari minggu yang cerah, aku dan heru, pacarku ke mall dan shopping sampai malam. semula kami berangkat berempat. empat pasang maksudnya. aku dan heru, dista dengan izam,rita dengan yoga dan agus dengan ani. kata mereka aku dan heru paling romantis. masak sich???? hari sudah malam, selesai makan aku dan heru pulang duluan. di tengah perjalanan, hpku berbunyi.
"hallo"
tak ada jawaban, aneh
"hallo nich siapa??"
masih sepi. ku coba lagi.
"aduh..... niat gak sich telpon???"
heru melirikku. kemudian dengan lembut menarik hp di tanganku.
"hallo... nich siapa??"
setelah menunggu lama, akhirnya heru mematikannya. bibirku masih manyun tiga senti. heruu tersenyum dan meraih tanganku. aku melihatnya.
"udah... ntar kalo ada lagi gak usah di angkat ya..."
mungkin hanya heru yang bisa mengerti aku. mungkin ini juga yang membuat ke enam temanku berkata kami romantis. sesampainya di rumah aku langsung tidur tanpa memperdulikan apapun.

keesokan harinya, aku duduk dengan tenang di ruang tamu sambil meliha-lihat jadwal padat kuliahku besok. tiba-tiba hpku berdering. no number??? siapa??? aku mengangkatnya.
"hallo"
lama...
"hai..."
tak ada jawaban. akhirnya aku matikan saja. jangan-jangan anak kemaren??? pikirku. aku kesal di misscall. dasar tukang jahil. di tengah-tengah lamunanku itu, ada seseorang mengetuk pintu,
"tok...tok...tok..."
"iya sebentar..."
ku buka. heru...!
"masuk.... sendiri??"
"iya... aku habis reuni BM, kamu?"
" lagi kesel, masak orang itu telpon gak jelas lagi , sebel tau gak sich."
lagi-lagi heru hanya tersenyyum
"udahlah..... kita jalan-jalan aja sekarang. ya...?"
"gak disini ja. aku capek."
"kok gitu sich, kita lihat bintang yuk... yuh lagi cakep-cakep kayak kamu."
"gombal!"
"ngapain gombal... yuk" akhirnya aku dan neru keluar komplek dan jalan-jalan.
"ah... gak ada bintang gini loe..."
"ntar dulu.... sini dech..."
heru memperlihatkanku banyak bintang. indah sekali. padahal hari ini mendung, ketemu ja nih orang. mungkin inilan so sweaat nya Heru, dia selalu menemukan celah ketuka aku marah, sedih atau kesal. kami di jodohkan, semula aku tidak mau. tapi... lama-lama Heru telah mencuri hatiku.
"seneng???"
aku tersenyum, lalu kamu duduk di rerumputan malam. ku sandarkan kepalaku ke bahunya.
"mas heru, tahu gak,,, aku sayang banget sama kamu"
"gombal"
"kok gombal sicch?"
"yah... kalo gitu pasti ada maunya"
"gak jugak. mas, kamu gak kan ninggalin aku kan??? aku gak mau sendiri."
"gak kok, apapun yang kamu mau dan kamu lakuin,aku bakal terima. asal. kamu juga gak ninggalin aku."
aku tersenyum. aku lega mendengar semua itu. aku tak salah mengambil keputusan untuk menerima dia dan memutus hubunganku dengan lelaki lain. dann menjaga jarak dengan kawan lelaki. oh... Heru... I LOVE YOU.


kali ini deringan hpku mengganggu tidurku. nomor itu lagi.
"hallo... kamu ini sipapa sich??"
dia seperti biasanya.
"hai...... jangan gila dech... ngomong, apa aku tutup?"
"hallo...."
"apa? kamu siapa sich?"
"aku.... Edo.."
"edo??? edo siapa??? sorry gak kenal"
aku langsung mematikan hp begitu saja. aku sebel sich. tapi dia ngebel lagi.
"maksud kamu apa sih?? edo siapa? aku gak punya temen edo."
"edo... yang dulu pernah sahabatan sama kamu waktu kelas tiga SMP?"
"WHAAT??? kelas tiga SMP?ya.. mana aku ingetlah.aku dah mahasiswa semester 5 kali ya... kamu salah orang mungkin."
"kamu diana kan??"
"iya..."
"kamu bener-bener gak inget aku??"
"gak... udah deh aku capek."
akhirnya aku menutupnya. dasar manusia aneh. Edo siapa??? hai itu bener-bener buat aku malas. memang dia siapa???


hampir tiap hari anak itu menelponku. terkhir hari ini. ia mengajakku ketemuan di cafe dekat kampusku. untung aku ada di sektar itu, jadi aku menurutinya. aku duduk sendirian. seorang lelaki tinggi putih mendekatiku.
"diana ya..."
"ya... kamu Edo itu ya.."
"iya... aku Edo, kamu dah inget aku??"
"gak.."
"di.... aku Edo, adiknya eris... dulu kita sempet mau satu sekolah, tapi kamu lari ke jakarta. masih inget kota impian kita??? blitar, di..."
aku berpikir, ah.... sahabatku, Edo! yang dulu ... yah..... janji itu? kota impian itu??
aku tertegun. sejahat itu aku dengan temanku sendiri. tiba-tiba hatiku terasa sakit. air mataku tak bisa di bendung.
"edo??? kamu..."
dia tersenyum riang melihatku ingat. kami bercerita panjang lebar. menceritakan suka duka kami tanpa kebersamaan itu. ternyata... Tuhan mengabulkan permohonanku yang dulu. sejak saat itu aku sering keluar dengan edo. aku merasa ada sesuatu yang telah kembali. tapi hal ini membuat heru marah besar saat menjelang rapat keluarga.
"bagaimana dengan rencana pernikahan kalian"
heru menghela napas. memendangku denga tajam. aku tak mengerti.
"tanya saja dengan diana om... aya ke belakang dulu."
sinis dan menusuk hati. aku tak mengerti, papa dan mama melihatku. memberiku isyarat untuk menjelaskannya.
"aku juga pamit dulu ma... pa..."
aku mendekati heru yang sedang merenung di teras depan.
"mas..."
ku pegang pundaknya. tapi dia menepisnya kasar.
"cerita dong mas, aku salah apa??"
"jadi kamu ga ngerti kesalahanmuu dhek??"
aku menggeleng kecil.
"kamu selingkuh ya sama cowok tinggi di cafe sebelah kampusmu itu??"
pasti edo,
"bukan mas, dia sahabat ku, dia sahabat kecilku..."
"apa???"
"mas... aku cuma cinta kamu........"
"bohong, ayo kita menikah kalo gitu, lusa.."
bibirku kelu, maksudnya???? aku tahu heru sedang marah besar.
"kamu bingung kan, ok!! kalo gitu, jangan temui dia lagi. demi cinta dan sayang kamu ke aku"
aku bingung. aku tidak bisa memutuskan hal itu begitu saja. aku dan edo masih baru saja bertemu. aku tidak boleh mendustai dia lagi, itu penghinaan.
"kamu gak bisa jawabkan??? ya... udah... aku pamit duu. assalamualaikum."
"mas......... mas heru... tunggu mas, aku jelasin dulu."
tapi heru terburu pergi dan meninggalan aku dalam keadaan seperti ini. oh... Tuhan kenapa harus begini???


beberapa hari aku hanya bisa berpikir keras. kalau aku memilih heru, itu tak adil untuk edo. tapi kalau aku memilih edo, heru... ah, aku terlalu mencintai dia. akhirnya aku putuskan memilih heru. aku memutuskan hubungan dengan edo. aku tahu ini sakit untuknya.dia selau meng-smsku. tapi aku tak pernah menbalasnya. hatikupun teriris.
"di.... kamu kenapa?? kamu jangan ginidi... aku sayang kamu, masak.. cuma bentar kita ketemu, terus pergi lagi???"

hatiku sakit sekali.
"maaf do.... aku gakbisa."
hingga tiga hari sebelum acara pernukahanku, aku memberanikan diri untuk berbicara dengan heru tentang edo.
"mas..."
"ya... sayang,"
kata-kata itu, lembut sekali. tapi...... menusuk
"aku boleh minta sesuatu gak??"
"boleh... apa?"
wajahnya teduh memandangku.
"biarkan aku menghabiskan waktu sehari saja bersama edo mas, di kota impian, blitar."
wajah itu berpaling.
"mas, setelah ini aku hanya milikmu dan aku tak kan pernah begini lagi. aku cuma sayang kamu dan aku akan menyuruh dia pergi dari kota ini. "
lama...
"ya odah... tapi kamu janji sama aku?"
aku mengangguk, tersenyum. termakasin heruku, kamu bauk sekali.



seharian aku pergi ke blitar bersama edo. serasa sepeti dulu. kami bermain, makan dan nonton. hingga malam hari yang indah. akudan edo berada di atas hotel. hanya berdua.
"di..."
aku menoleh
"aku dah ngganggu kamu ya...."
"kamu kok bicara gitu sich??"
"lusa kamu menikha kan??"
"iya.... itu dah pilihanku do, aku cinta sama heru"
"tapi di... aku juga sangat mencintai kamu dari dulu."
aku bingung kalo sudah begini, pasti begini.
"di...."
"do..... aku gak bisa."
edo terdiam....
"hanya ini yang aku bisa, berdua di kota impiam tidak hidup bersama. kita sudah berbeda do..."
aku tahu ini sangat sakit untuknya.
"baiklah... tapi ada satu permintaan
"apa??"
"kiss for my best friendship"
aku termenung.....
"kamu..."
"tapi kalo gak juga gak pa-pa. just for friendship, not more. setelah ini aku akan pergi"akhrnya aku mengangguk. kami berciuman. ciuman untuk sahabat, tidak lebih. ejak saat itu aku dan edo tidak pernah bertemu lagi. pertemuan terakhir kali saat pernikahanku. aku tahu senyumannnya itu paksaan. tapi ekali lagi maaf do... aku harus setia dengan lelaki yang lebih ku cintai dan lebih mencintaiku. heru, suamiku. kota impian... selamat tinggal. tapi bagiku, kau tetap kota impian.....!



SELESAI

Love is...
© membuka dunia! - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace