Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah saya, bukan anda atau dia.

Rabu, 26 Mei 2010

pengakuan

sebelum ku tulis cerita ini, Ibu
aku sudah bisa membayangkan betapa marahnya dirimu. terlebih ayah. tapi aku melakukan semua ini tidak lepas dari rasa kesalku pada Ayah dan Ibu yang aku kira lebih miripseorang guru yang marah pada anak didikny, bukan sebagai orang tua yang bisa menasehati anaknya dan menyayangi anaknya.
ini adalah sekelumit kisah, tiap hari aku merasa sesak, bahkan dua hari yang lalu aku meminum obat tidur untuk penenang, aku juga mulai insomnia, aku tambah brutal, nakaltapi aku sadar itu salah. aku hanya ingin perhatian. kalau memang tak ada perhatian,bilang saja kalau tidak siap memberikanku pengertian dan perhatian...
aku menggelapkan uang SPP, semuanya karena aku kesal tiap akan membayar. selalu terbayang wajah Ayah yang tak pernah tersenyum. aku juga kadang bolos ikut kegiatan asrama, karena aku merasa capek, masuk atau tidaknya diriku. sama saja tidak akan mendapatkan perhatian dari kalian semua. maka aku melakukan apapu yang tidak dilakukan anak lain. aku marah dengan kalian yang tidak memberikan ku perhatian, aku kesal dan aku muak. maafkan aku jika pilihanku ini salah... maafkan aku....

Jumat, 21 Mei 2010

di tengah pesta

saat semua begitu ramai karena pesta
kami tertatih untuk bangkit dari kesengsaraan
dan mulai berjalan di sebuah jalan penuh batu tanpa ada penerangan
tapi tak ada yang mau peduli
semua memangdang kami bak orang gila
yang hendak menghancurkan suasana.
lalu dengan cuek mereka berjoget ria, saling tawa memecah cakrawala
dan sekali lagi,
mereka tidak memperdulikan kami yang butuh bantuan
saatnya di tengah pesta itu, salah satu dari kami terjatuh
menabrak seseorang
dan apa??
mereka memaki kami, mengolok kami bahkan menendang kami
yang kian butuh pertolongan
mereka hanya bicara, mereka hanya menyalahkan
tanpa ada bantuan dan dukungan
sampai pada akhirnya, kami beridi dan pergi
jauh dari pesta menyesatkan itu

catatan harianku

minggu ini adalah minggu sibuk bagiku dan bagi kelasku. kabanyakan dari kami menyelesaikan tugas yang diulu belum terselesaikan. memang sih, ada di antara kami yang tidak mengurus, bahkan tetap melaksanakan hobbynya untuk membolos. tapi aku tidak. aku tetap menyemangati mereka untuk melakukan kegiatan yang lebih baik untuk pembelajaran. tapi teman, kalioan tahu, usaha kami itu harus di balas dengan kepahitan dan tuduhan oleh beberapa dari guru kami.
ceritanya singkat, tapi begitu menusuk. terutama aku, karena aku sebagai ketua kelas dan sebagai bagian dari mereka.
waktu itu pelajaran berlangsung, tapi ada guru yang mengkritik kami karena tugas akhir kami belum selesai. dan kami di bandingkan dengan kelas sebelah, saudara kami sendiri. guru yang selama ini kami junjung itu mengatakan kami ber genk dan tidak peduli pada lingkungan, tidak mau membaur pada kelas sebelah. padahal apa? setiap ada tugas, aku lah yang membantu mereka, akulah yang selalu menjadi tempat tanya mereka. tapi guru yang tidak tahu apa-apa itu mengatakan kami EGOIS. aku harap, setelah beliau lihat tulisan ini, beliau akan mengkroscek ucapannya.
yang kedua, ini lebih parah. bahasannya sama, beliau menuduh kami tak pernah berinteraksi, tak pernah mau peduli dan selalu membolos. aku akui, ada beberapa anak yang dulu hobby melakukan itu, tapi mereka sudah tobat. mereka tak pernah membolos lagi. dan mereka sudah melakukan hal yang jauh lebih baik. wajar saja lah mereka kan masih belum menemukan jati diri? dan kesadaran itu sulit mendapatkannya. memang guru itu tidak pernah muda??
jelas saja aku marah, kami selalu tertuduh dan di bandingkan dengan kelas sebelah. guru itu begitu ceria mengajar di kelas sebelah, tapi begitu masuk di kelas kami, yang ada hanya bara api dan dendam. aku sendiri sempat menangis tersedu-sedu dua hari penuh. rasannya sakit saat fitnah itu melanda. dan aku menangisi teman-teman yang sudah menjadi baik. aku takut akan kehilangan semangat mereka yang sekarang. kalau aku boleh berkata, dua guru itu tidak tahu bagaimana caranya mendidik anak. mereka lupa, bahwa anak jaman sekarang berbeda dengan anak di zaman mereka. semoga dengan tulisan ini, mereka bisa sedikit sadar, setidaknya aku di panggil dan di mintai informasi.......
karena selama ini kami bangkit sendiri tanpa ada bantuan dari siapapun. bukan juga wali kelas kami yang sibuk.

Love is...
© membuka dunia! - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace